Dosen dan Mahasiswa STIPAR Soromandi Bima Mendokumentasikan Kekayaan Bahasa Mbojo

Dalam upaya pelestarian dan pengembangan kekayaan budaya Nusa Tenggara Barat (NTB), Dosen STIPAR Soromandi Bima, Rahmatia Ardila, M. Pd., bersama dengan sekelompok mahasiswa, telah melakukan langkah yang signifikan dengan menggelar kegiatan inventarisasi kosakata Bahasa Mbojo.

Kegiatan ini, yang berlangsung mulai tanggal 27 hingga 31 Januari 2024, melibatkan beberapa wilayaH penting di Bima, NTB, yaitu Kecamatan Wawo (Desa Maria, Desa Maria Utara, Desa Tarlawi), Desa Mbawa Donggo, dan Kota Bima. Tidak hanya sebagai bentuk upaya untuk merawat warisan budaya lokal, namun inventarisasi kosakata Bahasa Mbojo ini juga menjadi bagian dari strategi lebih besar dalam revitalisasi bahasa daerah dan pengembangan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Rahmatia Ardila, bersama dengan timnya yang terdiri dari para dosen dan mahasiswa STIPAR Soromandi Bima, menjalankan misi ini dengan tekun dan semangat tinggi. Mereka tidak hanya sekadar melakukan pencatatan kata-kata, tetapi juga melakukan interaksi langsung dengan masyarakat setempat untuk memahami konteks penggunaan kata-kata tersebut. Dalam prosesnya, mereka menggali pengetahuan yang dalam tentang makna dan penggunaan kata-kata dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Mbojo.

Melalui kegiatan ini, bukan hanya kosakata Bahasa Mbojo yang terdokumentasi dengan baik, tetapi juga membangun jembatan antara perguruan tinggi dengan komunitas lokal. Keterlibatan aktif dari masyarakat setempat dalam kegiatan ini menjadi salah satu kunci keberhasilannya, menunjukkan bahwa upaya pelestarian bahasa dan budaya tidak bisa dilakukan secara terpisah dari kehidupan nyata masyarakat.

Terima kasih diberikan kepada semua pihak yang telah turut serta dalam kegiatan ini: Pak Ismail, Pak Paulus, Bu Maria Lena, Pak M. Yasin Darsono, Pak Amarina, dan tentu saja mahasiswa STIPAR Soromandi Bima yang telah memberikan kontribusi berharga dalam memperkaya khazanah budaya NTB melalui penggalian kosakata Bahasa Mbojo. Semoga langkah-langkah ini tidak hanya menjadi catatan sejarah, tetapi juga menjadi titik awal bagi upaya lebih lanjut dalam melestarikan dan mengembangkan warisan budaya kita.